Saturday 1 March 2014

Mt. Bromo

Gunung Bromo merupakan salah satu destinasi favorit turis local maupun manca negara. Tidak heran banyaknya pengunjung Gunung Bromo di musim liburan. Pengunjung di dominasi dengan turis local, tetapi banyak juga turis dari manca negara. Melalui pengamatan saya, turis asing yang datang untuk berlibur ke Bromo kebanyakan sudah paruh baya. Namun juga ada beberapa backpacker yang didominasi oleh anak muda. 

Perjalanan saya ke Bromo bersama teman – teman IHTB pada tahun 2013 akhir menjadi trip terakhir selama perkuliahan di Universitas Ciputra. Gunung Bromo berlokasi di Jawa Timur di Kabupaten Probolinggo. Sebelum berangkat ke bromo saya harus mengikuti kelas terakir dari mata kuliah Bu Cici. Setelah kelas usai, saya dan teman – teman pulang dahulu untuk mengemas barang dan berkumpul lagi di Plaza UC pada pukul 4 sore. Perjalanan dimulai pada jam 5 sore. Teman – teman sudah berada di dalam bus dengan membawa barang bawaan masing – masing. Suasana di Bus sangat ramai karena teman – teman berkumpul dan bersenda gurau. Saya sendiri menikmati bermain bersama teman – teman. Kami mengambil beberapaq foto di bus. Sayang sekali salah satu teman saya tidak bisa ikut bersama kami dikarenakan dia harus mengikuti pameran di Malaysia. 

Perjalanan yang ditempuh cukup panjang dan melelahkan, karena suasana bus selalu ramai maka saya tidak bisa tertidur selama perjalanan. Setelah melalui perjalanan selama 2 jam saya dan teman – teman berhenti di Bromo Asri untuk makan malam dan beristirahat sejenak. Bromo Asri merupakan tempat favorit , karena lokasinya yang strategis dan besar. Selain itu tempat tersebut juga lengkap dengan rumah makan, supermarket, mushola, dan WC yang bersih dan banyak. Makanan yang disajikan cukup beragam dan enak. Setelah saya dan teman – teman makan dan beristirahat, kami segera melanjutkan perjalanan kembali.

Perjalanan yang saya tempuh aman dan lancar, sehingga saya dan teman – teman tiba di Bromo tepat pada waktunya. Perjalanan yang ditempuh 5 jam dari Surabaya. Ketika saya dan teman – teman turun dari bus, udara malam yang ada di Bromo terasa dingin dan sejuk. Udara seperti itu tidak pernah dirasakan di Surabaya. Pak Ki – Ki segera memberikan briefing untuk persiapan melihat sunrise. Saya dan teman – teman diharuskan berkumpul pada pukul 3 pagi dengan mengunakan pakaian tebal karena udara akan lebih dingin ketika saya dan teman – teman berada di puncak. Renata selaku ketua dari Landscape tour segera membagi nomer kamar dan kuncinya.

Hotel yang dipilih merupakan hotel yang cukup baru sehingga kualitas kasur dan lainya masih bagus, bersih dan baru. 1 kamar diisi dengan 4 orang. Saya 1 kamar dengan Vina, Monic, dan Devina. Saya segera bersiap – siap untuk tidur. Devina dan Vina ingin mandi dulu sebelum tidur. Air di malam hari sangat dingin. Malam itu kami berempat tidak bisa tidur hingga jam 12. Sedangkan waktu berkumpul jam 3 pagi.

Jam 2 pagi sudah terdengar banyak teman – teman yang ngobrol di depan kamar. Saya segera mandi dan bersiap – siap untuk melihat sunrise. Saya dan teman – teman hanya mengenakan sweater, celana panjang dan sepatu. Saat berkumpul di lobby hotel, pihak hotel menyediakan teh hangat dan kue – kue kecil. Teman – teman lainya ada yang mengenakan coat dan jaket kulit. Terlihat banyak jeep yang sudah parkir di depan hotel, siap untuk mengantar saya dan teman – teman melihat sunrise. 

Setelah makan kue dan teh manis hangat, saya dan teman – teman segera menuju ke jeep. Saya 1 jeep bersama Ariel, Devina, dan Vina. Seharusny Lucky ikut bergabung, namun karena tiba – tiba sakit lambung Lucky tidak bisa ikut bergabung. Devina sempat berebut jeep dengan Olivia, karena ingin jeep yang bagus. 

Perjalanan menuju puncak mengunakan jeep, karena medan yang dilalui cukup menanjak dan berpasir, jika mengunakan mobil biasa yang khusus untuk offroad. Kondisi jeep yang saya naiki bagus, semua komponen masi berfungsi dengan baik, lampu masih menyala, speedometer masi berfungsi. Jeep ini dirawat dengan baik. Selama perjalanan meuju puncak, banyak pemandangan – pemandangan indah, seperti kerlip lampu kota yang terlihat dari kejauhan. Selain itu banyak pohon yang tinggi dan rindang.

Setelah sampai di puncak, saya dan teman – teman harus naik ke puncak dengan berjalan kaki. Udara disana sangat dingin, semakin saya naik ke puncak, semakin terasa dinginya suhu disana. Saya yang hanya mengenakan sweater merasa kedinginan tetapi masih bisa ditahan. Dinginya suhu disana membuat saya dan teman – teman lainya mengeluarkan asap jika berbicara. 

Naik untuk melihat sunrise cukup melelahkan, banyak tanjakan dan tangga – tangga. Disepanjang tanjakan banyak yang menjual bakso, warung – warung kopi yang menyediakan jagung bakar, mie instant. Di pinggir – pingir jalan juga banyak yang menawarkan sewa jaket, menjual topi, sarung tangan, bahkan bunga edelweiss. 

Sesampainya saya dipuncak, hari masih gelap dan belum ada tanda – tanda sunrise. Saya dan teman – teman sibuk untuk berfoto bersama. Pak ki – kid an Bu Cici juga ikut meramaikan suasana. Setelah menunggu 30 menit, akirnya langit berubah menjadi lebih cerah dan matahari yang selama ini ditungu – tungu terbit juga. Pemandangan yang jarang dilihat, cukup membayar capeknya tanjakan yang dilalui. 

Tidak hanya melihat sunrise, saya dan teman – teman dibawa ke meeting point untuk melihat kawah. Perjalanan tidak jauh dari kita melihat sunrise. Sesampainya saya disana. Sekumpulan kuda dengan penjaganya datang mengerumuni jeep saya. Mereka ramai – ramai datang untuk menawarkan naik kuda untuk melihat kawah. Penduduk asli Gunung Bromo adalah suku Tengger. Saya melihat penjaga kuda banyak yang bukan dari penduduk asli. Ciri – ciri yang dapat dilihat adalah jika suku tengger asli akan menuntun kuda mereka, namun jika bukan suku tenger mereka akan menaiki kuda mereka sambil menawarkannya.

Saya dan teman – teman wanita tidak naik ke kawah. Akhirnya saya bersama teman – teman asyik mengobrol dan makan mie instant. Bu cici dan Pak kiki juga tidak naik ke kawah. Dari bawah terlihat banyaknya anak tangga menuju ke kawah, maka dari itu semangat untuk naik ke kawah pudar. Sembari menunggu teman – teman pria yang naik ke kawah, saya dan teman – teman bermain dan berfoto bersama. 

Setelah lama menunggu, hanya sebagian teman yang sudah kembali, maka saya memutuskan untuk kembali ke hotel bersama teman – teman yang sudah ada. Disepanjang perjalanan pulang saya dan teman – teman lainya tertidur. Ketika sampai dihotel saya segera beres – beres baju dan mandi. Lalu menikmati makan siang yang sudah disiapkan. 

Setelah makan siang, saya segera menuju kamar untuk mengambil barang – barang, dan mengecek agar tidak ada barang yang tertinggal. Setelah itu saya segera naik ke bus, dan siap untuk kembali ke Surabaya.  


No comments:

Post a Comment